Intel Ungguli Samsung dan TSMC dalam Investasi R&D Chip

lushbeat.com – Intel terus menunjukkan komitmen serius dalam riset dan pengembangan teknologi chip. Di tengah tekanan bisnis yang belum mereda, perusahaan ini justru mencatatkan pengeluaran terbesar dalam hal R&D dibandingkan para pesaing utamanya, termasuk Samsung dan TSMC.

“Baca Juga: iPhone 17 Series Hapus Slot Fisik, Hanya Gunakan eSIM”

Berdasarkan laporan dari media Korea Selatan, JoongAng Daily, Intel menghabiskan dana hingga 16,55 miliar dolar Amerika Serikat untuk keperluan pengembangan chip pada tahun fiskal terakhir. Jumlah tersebut jauh melampaui anggaran riset dari kompetitor di industri semikonduktor global. Investasi ini menjadi salah satu strategi utama perusahaan untuk memulihkan posisi setelah mengalami masa sulit di bawah kepemimpinan sebelumnya.

Fokus pada Teknologi 18A, Tapi Hadapi Tantangan Produksi

Pengeluaran besar tersebut sebagian besar dialokasikan untuk pengembangan teknologi proses 18A, yang merupakan bagian dari roadmap Intel menuju produksi chip berukuran angstrom. Teknologi ini dianggap sebagai fondasi penting bagi prosesor masa depan yang lebih hemat daya dan bertenaga, termasuk untuk keperluan data center dan AI.

Namun, realisasi produksi massal chip 18A masih terhambat. Intel menghadapi berbagai tantangan teknis, mulai dari rendahnya yield hingga kapasitas produksi yang terbatas. Situasi ini membuat target ambisius untuk menyaingi TSMC dan Samsung belum tercapai secara penuh, meski dana riset telah digelontorkan dalam jumlah besar.

Pendapatan Stagnan Meski Investasi R&D Meningkat

Meskipun Intel mengalokasikan lebih dari 16 miliar dolar untuk riset, pertumbuhan pendapatannya tetap belum memuaskan. Data terakhir menunjukkan bahwa pendapatan tahunan Intel hanya meningkat sebesar 3,1 persen, menandakan ketidakseimbangan antara belanja dan hasil yang didapatkan.

Sebagai perbandingan, Samsung dan TSMC yang fokus pada model foundry lebih stabil dalam menghasilkan laba. Keduanya memanfaatkan efisiensi produksi dan permintaan pasar global untuk mendongkrak kinerja keuangan, tanpa harus mengeluarkan dana riset sebesar Intel.

Dukungan Pemerintah AS Jadi Penopang Strategis Intel

Perjalanan bisnis Intel dalam beberapa tahun terakhir diwarnai berbagai tantangan serius. Di bawah CEO Pat Gelsinger, Intel sempat kehilangan pangsa pasar dan tertinggal dalam teknologi manufaktur chip. Pemerintah Amerika Serikat akhirnya turun tangan melalui kebijakan Chips and Science Act, yang memberikan insentif dan subsidi besar untuk mendukung industri semikonduktor domestik.

Dukungan tersebut membantu Intel mengembangkan fasilitas fabrikasi baru dan mempercepat produksi chip 18A. Selain itu, insentif ini menjadi bagian dari upaya strategis AS untuk mengurangi ketergantungan terhadap produksi chip dari Asia Timur.

“Baca Juga: Tiktok Hentikan Fitur Live di Indonesia Karena Kerusuhan”

Industri Chip Global Memasuki Fase Stagnasi Teknologi

Secara umum, industri semikonduktor global kini berada dalam fase stagnasi. Teknologi litografi telah mencapai batas fisik, di mana ukuran transistor semakin kecil hingga mendekati dua nanometer. Untuk terus meningkatkan performa, perusahaan chip harus mengeluarkan biaya riset yang semakin besar.

Teknologi seperti litografi EUV dan transisi ke arsitektur Gate-All-Around menjadi fokus pengembangan saat ini. Namun, tidak semua perusahaan mampu mengikuti lonjakan biaya tersebut. Intel berusaha mengambil posisi terdepan dalam perlombaan ini, meskipun jalan yang ditempuh penuh risiko dan ketidakpastian.

Similar Posts