Program Food Estate Diteruskan di Era Pemerintahan Prabowo

Lush Beat – Program Food Estate akan diteruskan oleh pemerintahan Prabowo Subianto dengan anggaran pangan sebesar Rp 124,4 triliun pada 2025. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, ketahanan pangan merupakan salah satu prioritas utama presiden terpilih. Anggaran ini direncanakan untuk mendukung produksi pertanian, distribusi pangan, dan menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen. Program ini akan meliputi tiga lokasi Food Estate di Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Timur, serta mencakup pembangunan sawah baru seluas 250 ribu hektare. Infrastruktur pendukung seperti bendungan dan jaringan irigasi juga akan disediakan.

Kritik Terhadap Food Estate dan Tantangan yang Dihadapi

Food Estate adalah Proyek Strategis Nasional (PSN) yang sebelumnya diinisiasi oleh Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional. Konsep ini melibatkan pengembangan kawasan produksi pangan yang luas secara terintegrasi. Namun, proyek ini pernah menghadapi kritik karena dianggap kurang berhasil. Tri Oktafiani, Manajer Organisasi Walhi Kalimantan Tengah, berpendapat bahwa Food Estate bukan solusi realistis untuk masalah pangan. Menurutnya, PSN ini muncul dari kekhawatiran Presiden Jokowi terhadap potensi krisis pangan selama pandemi Covid-19, yang dinilai sebagai kekhawatiran yang berlebihan.

Sejak dimulai pada 2020, proyek Food Estate di Kalimantan Tengah, yang berlokasi di Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas, mengalami berbagai kendala. Proyek ini dibangun di area KHG dan sebagian besar di lahan gambut bekas Proyek PLG dari tahun 1995. Rencana awal mencakup pembuatan sawah padi seluas 770 ribu hektare dan lahan cetak singkong seluas 400 ribu hektare. Kemudian mengalami perubahan karena kegagalan dan digantikan dengan tanaman jagung.

Baca Juga : Usman Kansong Mundur dari Jabatan Dirjen IKP, Ungkap Terima Kasih pada Presiden Jokowi

Saran untuk Pemerintah Selanjutnya

Oktafiani menilai bahwa program ini tidak menyelesaikan masalah ketahanan pangan dan malah mendorong rakyat untuk bergabung dengan industri. Ia mengusulkan agar pemerintahan mendatang mempertimbangkan alternatif lain, seperti mengembalikan sistem pangan tradisional yang telah dikenal oleh masyarakat lokal selama ini.

Dengan anggaran yang besar dan rencana yang ambisius, program Food Estate diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia. Namun, tantangan dan kritik yang ada menunjukkan bahwa keberhasilan proyek ini akan bergantung pada bagaimana pemerintah dapat mengatasi berbagai isu yang muncul dan memastikan bahwa program ini benar-benar memenuhi tujuan awalnya.

Simak Juga : William Gallas, Chelsea yang Sekarang Kekacauan dalam Skuad

Similar Posts