lushbeat.com – Ketegangan antara Donald Trump dan Elon Musk kembali memanas. Dalam wawancara eksklusif dengan ABC News, Trump secara terbuka menyatakan bahwa ia “tidak akan ragu” untuk mendeportasi Elon Musk jika kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat. Ancaman ini langsung mengundang perhatian luas, tidak hanya di ranah politik, tetapi juga di industri teknologi global. Musk, sebagai tokoh penting dalam berbagai inovasi teknologi, berada di pusat guncangan yang dampaknya bisa dirasakan secara internasional.
“Baca Juga: Microsoft PHK 9.000 Karyawan, Gelombang Terbesar Tahun Ini”
Trump mengeluarkan pernyataan tersebut di tengah suasana politik yang semakin memanas menjelang pemilu AS 2024. Dalam wawancara yang sama, ia menuding Musk sebagai individu yang “bermain di dua kaki,” menyindir sikap Musk yang sering mengaku netral secara politik namun tetap aktif dalam membentuk opini publik melalui platform X (dulu Twitter), yang kini ia miliki sepenuhnya. Menurut Trump, keterlibatan Musk dalam ranah media sosial telah melewati batas dan menjadi bentuk intervensi politik terselubung.
Dari Hubungan Dekat ke Konflik Terbuka
Sebelumnya, hubungan antara Trump dan Musk sempat berjalan cukup harmonis. Pada awal masa kepemimpinannya, Trump bahkan menunjuk Musk sebagai salah satu anggota dewan penasihat ekonomi Gedung Putih. Namun, hubungan itu memburuk secara drastis seiring perbedaan pandangan keduanya tentang isu besar seperti perubahan iklim, kebijakan imigrasi, dan pendekatan terhadap kebebasan berekspresi.
Trump menilai Musk terlalu memanfaatkan posisinya sebagai pemilik platform media sosial untuk mendorong agenda politik pribadi, meskipun Musk sendiri kerap menegaskan bahwa platform X adalah ruang kebebasan berbicara. Ketegangan ini akhirnya mencapai puncaknya ketika Trump secara eksplisit mempertanyakan status kewarganegaraan Musk dan menyebutkan kemungkinan deportasi.
Peran Strategis Elon Musk di Dunia Teknologi
Elon Musk bukanlah figur biasa. Ia adalah warga negara naturalisasi AS yang lahir di Afrika Selatan. Kini ia memimpin beberapa perusahaan paling berpengaruh di dunia, termasuk Tesla, SpaceX, dan Starlink. Perannya dalam mempercepat transisi ke kendaraan listrik, menyediakan koneksi internet global. Hingga mendorong eksplorasi luar angkasa menjadikannya salah satu tokoh teknologi terpenting di abad ke-21.
Ancaman deportasi terhadap Musk bukan sekadar isu personal, tapi menyentuh ranah strategis global. Jika benar-benar terjadi hal ini berpotensi menimbulkan ketidakpastian dalam pengembangan teknologi tinggi, memengaruhi investasi. Hingga melemahkan posisi inovasi AS di panggung dunia.
Publik dan Industri Bereaksi Keras
Tak lama setelah pernyataan Trump, reaksi publik muncul deras di media sosial. Di platform X, tagar seperti #DefendElon dan #TechNotPolitics menjadi trending topic. Banyak yang menilai pernyataan Trump tidak pantas dan berpotensi membahayakan stabilitas dunia teknologi, terutama di tengah upaya AS mempertahankan dominasinya dalam persaingan teknologi global melawan China dan negara lain.
Analis politik menyebut pernyataan Trump sebagai manuver populis untuk menarik simpati basis konservatif yang cenderung anti terhadap perusahaan teknologi besar atau “Big Tech.” Dalam beberapa survei terakhir, sentimen anti-Big Tech memang meningkat, terutama di kalangan pemilih Partai Republik yang merasa platform-platform besar terlalu berpihak pada suara liberal.
“Baca Juga: Calvin Verdonk Tepis Isu Gabung FC Utrecht, Ini Klarifikasinya”
Ketegangan yang Bisa Berdampak Global
Lebih dari sekadar konflik pribadi, pertikaian antara Trump dan Musk adalah gambaran nyata bagaimana politik dan teknologi kini saling bertubrukan secara langsung. Elon Musk mewakili era baru teknologi yang lintas negara, cepat, dan tidak terikat pada batas geopolitik tradisional. Sementara Donald Trump mencerminkan kekuatan politik lama yang berusaha menarik kembali kendali terhadap kekuatan global yang dianggap “liar.”
Jika ancaman Trump terhadap Musk benar-benar direalisasikan, dampaknya bisa jauh melampaui AS. Investor global bisa kehilangan kepercayaan, proyek-proyek teknologi besar bisa tertunda, dan arah inovasi dunia bisa berubah. Konflik ini harus dipantau dengan serius, sebab ia menyentuh jantung masa depan teknologi dunia.