Institut Teknologi Bandung Pasang Teleskop Radio VGOS

Lush Beat – Institut Teknologi Bandung (ITB) baru-baru ini memulai pemasangan teleskop radio Very Long Baseline Interferometry Global Observing System (VGOS) senilai Rp 90 miliar di Observatorium Bosscha, Lembang, Bandung. Kepala Biro Kemitraan ITB, Taufiq Hidayat, mengungkapkan bahwa teleskop tersebut merupakan hasil hibah dari kerja sama dengan Chinese Academy of Sciences. Pemasangan teleskop ini direncanakan selesai pada tahun 2024.

Spesifikasi dan Fungsionalitas Teleskop Radio oleh Institut Teknologi Bandung

Teleskop radio ini memiliki diameter 13 meter dan menara setinggi sekitar 15 meter. Dengan desain parabola, teleskop ini mampu berputar 360 derajat dan memiliki sudut elevasi hingga 90 derajat. Taufiq menambahkan bahwa teleskop radio lama, yang berdiameter enam meter, akan tetap dipertahankan untuk keperluan praktikum pendidikan dan penelitian.

Baca juga : FITUR UNDANGAN GRUP WHATSAPP: CARA MENGAKTIFKAN UNTUK TINGKATKAN PRIVASI PENGGUNA

Teleskop radio adalah alat penting yang melengkapi teleskop optik dalam pengamatan astronomi. Alat ini digunakan untuk mempelajari berbagai fenomena langit seperti proses pembentukan bintang, inti galaksi, dan objek-objek langit yang jauh dari Bumi. Teleskop radio bekerja dengan mengumpulkan gelombang radio yang datang dari sumber alami di luar angkasa, bukan dari sinyal televisi atau pemancar radio FM.

Komponen Utama dan Pengolahan Data

Perangkat utama dari teleskop radio ini meliputi receiver atau penerima gelombang frekuensi dan sistem pendingin untuk menjaga performa alat. Salah satu fitur unggulan dari teleskop radio VGOS adalah kemampuannya untuk beroperasi dalam jaringan dengan observatorium-observatorium lain di berbagai negara. Penggunaan minimal lima teleskop dalam jaringan ini memungkinkan data yang dikumpulkan dikorelasikan, diolah, dan disusun di pusat data komputasi untuk menghasilkan citra yang lebih akurat.

Taufiq menjelaskan bahwa pusat data pengolahan citra tidak akan berada di Bosscha, karena observatorium ini belum memiliki fasilitas tersebut. Sebagai gantinya, pusat data bisa berada di salah satu observatorium lain yang tergabung dalam jaringan.

Selain fungsi utamanya dalam astronomi, teleskop radio VGOS juga akan digunakan untuk mengukur pergerakan sesar benua. Dalam penelitian ini, teleskop radio akan difokuskan pada pengamatan pada frekuensi 2-14 gigaHertz.

Dengan adanya teleskop radio VGOS, diharapkan penelitian astronomi di Indonesia dapat meningkat. Serta memberikan kontribusi penting dalam studi benda langit dan fenomena geofisika, serta memperkuat kolaborasi internasional dalam bidang ilmu pengetahuan.

Simak Juga : iPhone dengan Layar Lipat yang Revolusioner

Similar Posts