lushbeat.com – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan bahwa stok beras Indonesia saat ini telah mencapai lebih dari 3,1 juta ton. Ia menyebut angka ini sebagai yang tertinggi dalam 23 tahun terakhir. Dalam video monolog berjudul Hilirisasi Pertanian: Swasembada Pangan dan Petani Naik Kelas yang diunggah ke YouTube pada Sabtu (10/5/2025), Gibran juga menyampaikan bahwa serapan beras dari hasil panen petani periode Januari hingga Maret 2025 mencapai 719 ribu ton. Jumlah ini merupakan yang tertinggi dalam satu dekade terakhir.
Gibran menegaskan bahwa Indonesia masih memiliki kekuatan besar di sektor pertanian. Pernyataan ini ia sampaikan sebagai respons atas kekhawatiran terhadap krisis pangan global yang dipicu oleh pertumbuhan populasi, konflik geopolitik, dan dampak perubahan iklim. Pemerintah, kata Gibran, terus mendorong swasembada pangan melalui hilirisasi pertanian dan penguatan peran petani.
“Baca Juga : Rilis GTA VI Diundur, Rockstar Targetkan Mei 2026”
Gibran: Kemandirian Pangan Kunci Menuju Negara Maju dan Berdaulat
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyoroti pentingnya kemandirian pangan di tengah lonjakan populasi global. Ia menyampaikan bahwa jumlah penduduk dunia diperkirakan mencapai 9,4 miliar jiwa pada tahun 2045. Angka ini meningkat sekitar 14,7 persen dibandingkan dengan tahun 2025. Menurut Gibran, pertumbuhan populasi ini akan berdampak langsung pada meningkatnya kebutuhan pangan secara global.
Dalam pandangannya, kemandirian pangan menjadi langkah strategis dan mutlak bagi Indonesia. Ia menjelaskan bahwa kedaulatan pangan tidak sekadar menyangkut produksi bahan pangan, tetapi juga mencakup keberlanjutan sistem pangan nasional. Selain itu, efisiensi distribusi dan nilai tambah melalui hilirisasi sektor pertanian juga menjadi elemen penting.
“Kemandirian pangan itu penting. Masalah pangan adalah masalah kedaulatan bangsa,” ujar Gibran. Ia menambahkan bahwa negara yang ingin menjadi negara maju harus memperhatikan sektor pangan secara serius.
Gibran menegaskan bahwa negara tidak bisa bergantung pada impor jika ingin berdaulat secara ekonomi dan politik. Ia mengutip pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyatakan bahwa tidak ada satu pun negara yang bisa berdiri tanpa pangan.
Menurutnya, memperkuat ketahanan pangan berarti memperkuat fondasi bangsa. Gibran mendorong pembangunan sistem pertanian yang berkelanjutan dan modern, serta memperkuat peran petani dalam rantai nilai pangan nasional. Pemerintah juga berkomitmen untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian melalui proses hilirisasi yang terintegrasi.
Dengan strategi ini, Indonesia diharapkan mampu mewujudkan kemandirian pangan dan memperkuat posisinya sebagai negara yang tangguh menghadapi krisis global.
“Baca Juga : Slow Fade dalam Hubungan: Tanda dan Cara Menghadapinya”
Gibran: Infrastruktur dan Teknologi Kunci Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyatakan Indonesia memiliki modal besar untuk mewujudkan kemandirian pangan. Dengan 28 juta petani, lahan subur, dan beragam komoditas unggulan seperti padi, jagung, sawit, dan kakao, Gibran menekankan perlunya penguatan distribusi dan teknologi pertanian.
Ia menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur pertanian telah dilakukan secara masif. Sebanyak 53 bendungan baru telah rampung dibangun, dan 45 di antaranya mengairi lahan pertanian. Total, kini ada 218 bendungan yang mendukung irigasi. Tahun ini, pemerintah juga membangun dan memperbaiki irigasi untuk dua juta hektare lahan.
Sebanyak 366 ribu kilometer jalan produksi desa dibangun untuk mempercepat distribusi hasil panen. Namun, Gibran menegaskan distribusi dan produksi saja tidak cukup. Perlu penguatan teknologi, penelitian, penyimpanan hasil panen, dan hilirisasi.
Ia mencontohkan pengolahan tebu menjadi bioetanol dan bioavtur sebagai alternatif energi. Selain itu, pemerintah menyederhanakan distribusi pupuk bersubsidi dan memangkas 145 regulasi agar petani lebih mudah mengaksesnya.
Gibran juga menekankan komitmen memberantas mafia pangan dan meningkatkan pendampingan petani. Pemerintah, ujarnya, tak bisa bekerja sendiri. Karena itu, Presiden Prabowo meluncurkan Gerakan Indonesia Menanam untuk mendorong partisipasi publik.