Lush Beat – Abu Shujaa, atau Muhammad Samer Jaber, adalah Komandan Brigade Tulkarem dari Brigade Al Quds yang dikenal sebagai salah satu tokoh paling diburu di Tepi Barat oleh Israel. Lahir pada tahun 1998, Ia merupakan anak dari keluarga Palestina yang mengungsi dari Haifa akibat Nakbah 1948 dan kemudian menetap di kamp pengungsi Nur Shams di Tulkarem.
Kehidupan Awal dan Latar Belakang Abu Shujaa
Abu Shujaa menjalani pendidikan di kamp pengungsi dan mengalami kehidupan yang penuh tantangan. Setelah saudaranya, Mahmoud Jaber, tewas sembilan bulan lalu, dan dengan saudara laki-laki lainnya, Ahmed dan Ouday, yang juga memiliki latar belakang terkait penahanan oleh Israel dan menjadi simbol perlawanan.
Sejak usia 17 tahun, Muhammad telah menjalani beberapa kali penahanan oleh Israel. Ia terlibat aktif dalam pembentukan Brigade Tulkarem dari Brigade Al Quds setelah kematian pejuang perlawanan Saif Abu Labdeh. Brigade ini menjadi bagian dari kelompok militan Islamic Jihad, yang memiliki kehadiran kuat di kamp-kamp pengungsi di Tepi Barat utara.
Baca Juga : Iran Laksanakan Eksekusi Publik Langka untuk Kasus Pembunuhan Pengacara
Solidaritas dengan Pejuang Gaza dan Pesannya
Abu Shujaa dikenal sebagai figur yang sangat dihormati di kalangan kelompok perlawanan. Dia dikenal dengan julukan “Abu Shujaa”, yang berarti “Bapak Keberanian”. Dalam wawancaranya sebelum kematiannya, Muhammad menekankan pentingnya solidaritas dengan pejuang Gaza dan memuji ketahanan mereka. Ia mengungkapkan keyakinannya bahwa perjuangan melawan penjajah Israel akan terus berlanjut, terlepas dari segala ancaman.
Pasukan Israel telah berusaha membunuh Muhammad beberapa kali, tetapi tidak berhasil hingga akhirnya pada 29 Agustus 2024. Ia tewas bersama empat anggota brigade-nya dalam sebuah operasi militer besar di kamp pengungsi Nur Shams. Israel melancarkan serangan tersebut sebagai bagian dari agresi skala besar di Tepi Barat, yang merupakan yang terburuk sejak 2002.
Dalam pesannya kepada rakyat Palestina, terutama generasi muda Tepi Barat. Abu Shujaa menekankan pentingnya memilih kehidupan yang terhormat dan berjuang melawan musuh. Ia menyatakan bahwa perlawanan tidak bergantung pada satu individu saja, melainkan pada komitmen kolektif untuk membela hak-hak dan tanah Palestina. Abu Shujaa juga mengirimkan salam dan penghormatan kepada semua faksi perlawanan di wilayah lain, menyatakan solidaritas dengan mereka dalam perjuangan melawan pendudukan Israel.
Simak Juga : Harapan Hidup Tertinggi Berasal dari Negeri Sakura ini Rahasianya