Lush Beat – Masoud Pezeshkian resmi dilantik sebagai Presiden Iran pada Selasa, 30 Juli 2024. Upacara pelantikan berlangsung di parlemen dan dihadiri oleh pejabat politik tinggi serta tamu dari luar negeri. Pelantikan ini terjadi setelah Pezeshkian menerima dukungan dari Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei pada 28 Juli 2024. Pezeshkian, seorang politisi reformis berusia 69 tahun dan dokter bedah jantung, mengalahkan lawannya dari kubu konservatif, Saeed Jalili, dalam pemilihan presiden putaran kedua pada 5 Juli 2024.
Profil dan Karier Masoud Pezeshkian
Lahir di Mahabad, Azerbaijan Barat, pada 29 September 1954, Masoud Pezeshkian adalah anggota parlemen reformis yang telah lama berkiprah dalam politik Iran. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan, Pengobatan, dan Pendidikan Kedokteran pada masa pemerintahan Presiden Mohammad Khatami. Selain itu, Pezeshkian juga pernah menjadi anggota DPR beberapa kali, serta menjabat sebagai anggota presidium DPR dari 2016 hingga 2020. Ia juga merupakan kepala Universitas Ilmu Kedokteran Tabriz.
Pezeshkian sebelumnya pernah mencalonkan diri untuk kursi kepresidenan pada tahun 2013 dan 2021. Pada 2013, ia mengundurkan diri dan mendukung mantan Presiden Hashemi Rafsanjani. Sedangkan pada 2021, pencalonannya ditolak oleh Guardian Council, badan yang bertugas melakukan pemeriksaan kualifikasi calon presiden. Dalam Pemilu Iran 2024, Pezeshkian menjadi satu-satunya kandidat dari kalangan reformis. Ia mendapatkan dukungan kuat dari koalisi reformis terkemuka dan melakukan kampanye aktif didukung oleh banyak mantan politisi dan menteri reformis, termasuk Javad Zarif, mantan Menteri Luar Negeri Iran di bawah Presiden Hassan Rouhani.
Baca Juga : KOLABORASI INDO-PASIFIK: INDONESIA DAN SELANDIA BARU BERSEPAKAT MEMPERLUAS KERJA SAMA
Selama masa kampanye, Pezeshkian menunjukkan dukungan yang signifikan dalam jajak pendapat prapemilu, terutama setelah lima debat presiden yang disiarkan televisi. Ia vokal dalam menyampaikan pandangan terkait kebijakan domestik dan internasional. Pezeshkian menyatakan komitmennya untuk membuka hubungan diplomatik dengan dunia internasional. Termasuk negara-negara Barat, dan berencana memulai reformasi di bidang ekonomi dan budaya.
Dalam debat presiden, Pezeshkian menegaskan bahwa sanksi internasional menghambat upaya Iran untuk menarik mitra dagang dan mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Ia juga mendukung perjanjian nuklir tahun 2015 yang dicapai antara Iran dan negara-negara besar pada masa pemerintahan Rouhani, yang menurutnya merupakan langkah penting untuk memajukan kepentingan negara.
Simak Juga : Verrell Bramasta, Pengalamannya Mengikuti Summer Course