lushbeat.com – Microsoft baru-baru ini melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam skala besar, yang berdampak signifikan pada sejumlah studio game internalnya. Langkah ini dipicu oleh perubahan strategi bisnis yang kini lebih memprioritaskan pengembangan kecerdasan buatan (AI) dibanding divisi gaming. Sejumlah proyek besar, termasuk Everwild, Perfect Dark, dan Project Blackbird, ikut terdampak hingga akhirnya dibatalkan. Studio seperti The Initiative juga ditutup sebagai bagian dari restrukturisasi ini.
“Baca Juga: vivo Y19sGT 5G Rilis Usung 5G dan Bodi Tangguh”
Rumor: CFO Microsoft Tetapkan Target Finansial Terlalu Tinggi
Kabar mengejutkan muncul dari jurnalis industri game, Jez Corden. Dalam unggahan di Twitter/X, ia menyebut bahwa Amy Hood, Chief Financial Officer (CFO) Microsoft, telah menetapkan target pertumbuhan dan keuntungan yang dianggap tidak realistis. Target ini disebut memberi tekanan sistemik kepada divisi gaming, yang dinilai tidak memperhitungkan tantangan nyata dalam pengembangan game jangka panjang. Hal inilah yang diyakini turut menyebabkan penutupan studio dan pembatalan proyek yang tengah dikembangkan.
Ekspektasi Finansial Dinilai Tak Sesuai Realita Produksi Game
Menurut laporan tersebut, target yang ditetapkan oleh manajemen keuangan Microsoft terlalu tinggi dan sulit dicapai dalam waktu pendek. Dunia pengembangan game dikenal memerlukan investasi besar, waktu panjang, dan risiko tinggi. Namun, ekspektasi internal disebut lebih menyerupai target divisi teknologi murni yang berorientasi pada pertumbuhan cepat. Hal ini menimbulkan ketegangan di dalam tim dan ketidakstabilan proyek. Tekanan untuk menunjukkan hasil dalam jangka pendek menyebabkan keputusan strategis yang terburu-buru, pengalihan fokus proyek, dan meningkatnya tingkat pergantian personel. Beberapa pengembang senior merasa frustrasi dan menyebut kurangnya pemahaman eksekutif terhadap dinamika industri game sebagai hambatan utama.
Komentar Publik dan Jurnalis Tambahkan Perspektif Berbeda
Tom Warren dari The Verge turut memberikan pandangan terkait rumor tersebut. Menurutnya, kondisi ini lebih mencerminkan kenyataan bisnis Xbox setelah akuisisi Activision Blizzard. Ia menyebut bahwa tanpa akuisisi tersebut, kinerja keuangan Xbox akan terlihat lebih buruk, sementara pertumbuhan Game Pass pun belum sesuai harapan. Beberapa pengguna media sosial bahkan menilai bahwa Xbox akan terus merosot selama Amy Hood dan Satya Nadella tetap memimpin perusahaan.
“Baca Juga: Aktor Julian McMahon, Pemeran Fantastic Four Tutup Usia”
Fokus ke AI, Masa Depan Divisi Xbox Dipertanyakan
Beralihnya fokus Microsoft ke teknologi AI turut memperkuat spekulasi bahwa divisi Xbox kini menjadi prioritas sekunder. Beberapa pengamat industri meyakini bahwa Microsoft mulai mengurangi investasi pada game first-party dan proyek eksklusif. Sementara Phil Spencer sebagai CEO Xbox menjadi sosok yang disorot publik karena berada di garis depan dalam komunikasi, banyak pihak justru mempertanyakan pengaruh nyata yang ia miliki dalam keputusan strategis perusahaan.